Minggu, 04 Desember 2011

Pendekar Binal #1-#6 (Tamat)

JILID 1

...Tanpa disuruh untuk kedua kalinya, lari Hek-bian-kun dan bergundalnya sekali ini terlebih cepat daripada tadi, hanya sekejap saja bayangan mereka pun sudah menghilang.
Tapi di tengah remang-remang cuaca itu, bagai setan iblis saja sesosok bayangan orang juga berkelebat di kejauhan mengejar ke arah rombongan Hek-bian-kun.
Melihat musuh sudah menghilang, legalah hati Kang Hong. Ia berpaling dan denga gegetun berkata, Untung kau turun tangan dan membuat jeri mereka, kalau tidak...

...Seperginya Yan Lam-thian tadi disusul oleh berangkatnya Kang Khim, Gin-hong ternyata masih berdiri mematung di tempat.
Dengan rasa kuatir Ci-loji coba bertanya pada pemimpinnya itu, 'Menurut kartu kawnan, Cap-ji[she-shio, bilahkah mereka akan menemui Congplauthau?
'Senja hari ini, jawab Sim Gin-hong.
'Jadi petang nanti?' Ci-loji menengas dengan gentar, 'Di...dimana?


JILID 2

...'sungguh aku tidak paham, mengapa jenazahnya tetap utuh'
Cara mati kedua orang ini berbeda dengan yang lain, tampaknya mereka mati oleh sejenis racun yang sangat aneh keadar racun ini dapat membuat mayat mereka tidak membusuk dan tetap utuh, kata Giok-long setelah berpikir sejenak, 'Ai, tampaknya perempuan ini sangat sayang akan wajah cantik sendiri..ya, memang juga pantas disayangi.'
'apakah maksudmu dia bunuh diri? tanya Siau-hi-ji.
'Jika orang lain hendak membunuh dia, buat apa susah payah mencari racun yang begitu aneh'
Ehm, masuk akal juga, ' kata Siau-hi-ji sambil mengangguk.

JILID 3

...Dandanan Samkohnio hari ini sungguh jauh berbeda dari hari biasa. Pakaiannya tidak lagi celana singsat dan baju ringkas, tetapi memakai ganti berwiru ditambah baju sutera biru berkembang putih, rambutnya juga sudah digelung.
...Nona itu duduk tertunduk di situ dengan malu-malu kucing, sekilas pandang Siau-hi-ji hampir tidak mengenali dia sebagai Li-beng-siang Samkohnio.

...Rombongan Cin Kiam tentunya akan membawa 80 Laksa tahil perak kontan dan rombingan Kang Piat-ho justru datang datang hendak mencari harta karun. Bila kedua kelompok ini kepergok di sini mustahil takkan terjadi ramai-ramai.
Buyung Kiu ke tempat tinggal Kang Piat-ho dan setelah orang-orang keluarga Buyung Kiu menerima laporan gelap Pek Khay-sim, lalu Buyung Kiu dapat ditemukan di sana, mustahil keluarga Buyung takkan mencari perkara kepada Kang Piat-ho? Sungguh pun Kang Piat-ho cukup lihai, tapi keluarga Buyung juga bukan pihak yang oleh diremehkan.



JIDIL 4

...Bu-koast termenung sejenak, tiba-tiba ia berucap dengan sekata demi sekata, 'Sekarang aku tidak boleh membunuhmu!'
Siau-hi-ji melengak dan bergirang pula.
Tong-siansing menjadi gusar, bentaknya, 'Apa Katamu?'
'Kini betapa pun aku tak dapat membunuh dia? seru Bu-koat.
'Apakah kau telah melupakan pesan gurumu? teriak Tong-siansing gusar.
'Tentu tidak berani melupakannya, jawab Bu-koat dengan menunduk.
'Jika tidak berani melupakan pesan guru, kenapa tidak membunuhnya?'
Kembali Hoa Bu--koat menghela napas panjang, katanya,
Aku sudah mengadakan janji tiga bulan dengan dia, sebelum tiba waktunya aku tak dapat membunuhnya'
'Bila gurumu mengetahui hal ini, lalu bagaimana jadinya?'
bentak Tong-siangsing.

JILID 5

...Mengapa tidak kau bunuh dia? ujar So Ing gegetun, 'Jika orang ini dibiarkan hidup di dunia ini, hanya akan mendatangkan bencana melulu.'
'Saat ini dia sedang sakit dan terluka, mana bisa kukerjai dia? kata Bu-koat.
'Ya, memang inilah penyakit kaum Kuncu,' kata So Ing
'Tapi jika kau tidak punya ciri ini, mungkin juga...Dilihatnya tubuh Bu-koat telah mulai bergerak pula, segera ia berseru,' Tunggu dulu, masih ingin kukatakan sesuatu padamu.
Untuk kedua kalinya terpaksa Bu-koat berhenti, tanyanya '  Kata-kata apa?'

JILID 6

...Sinar matahari menembus tirai jendela dan menyoroti mukanya, muka yang pucat-pasi, namun matanya tampaknya merah, suatu tanda kurang tidur, kelihatan lesu dan agak kurus.
Aneh juga, menghadapi pertarungan maut, mengapa lh-hoa-kiongcu tidak berusaha memberi waktu istirahat yang cukup baginya? Apakah mereka yakin dalam keadaan betapa sulit pun Hoa Bu-koast pasti dapat mengalahkan Siau-hi-ji?
Atau lh-hoa-kiongcu pada hakikatnya tak peduli siapa bakal menang atau kalah? Tujuan mereka hanya mengadu Siau-hi-ji dan Hoa Bu-koat supaya keduanya bertempur sampai mati dan urusan lain tak terpikir oleh mereka..

Display Buku

Rp 600.000
Hemat Rp 120.000
Rp 480.000

 
Judul Pendekar Binal #1-#6 (Tamat)  
No. ISBN
Penulis Gan K. L. 
Penerbit Pantja Satya 
Tanggal terbit Desember - 2011 
Jumlah Halaman
Berat Buku 3500 gr
Jenis Cover Hard Cover 
Dimensi(L x P) -
Kategori Saduran 
Bonus
Text Bahasa Indonesia ··
Lokasi Stok gudang bukukita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar