Pilihan yang dianjurkan Bung Karno adalah: "Rasionalisme diminta kembali duduk di atas singgasana Islam". Bung Karno lebih berbicara preskiptif, tentang Islam yang seharusnya. Dengan semangat yang bergelora, ia cenderung untuk mengemukakan bahwa Islam yang seharusnya itu adalah hakikat Islam itu sendiri.
***
"Baginya, Islam akan terus ada bukan karena ia ditakdirkan abadi, dengan ajaran yang kekal, melainkan karena ia terus-menerus bisa menjadi berharga. dalam masa perjuangan antikolonialisme, harga itu terletak dalam perannya untuk menggerakkan manusia, terutama orang banyak, untuk menumbangkan apa yang tidak adil. Dalam abad modern, harga itu terletak dalam kemampuannya jadi bagian zaman yang bergerak."
Goenawan Mohamad - Eseis
Kritik Sukarno tidak berhenti pada kurangnya scientific feeling, sayidisme, hadrolmautisme, semangat kurma dan sorban serta mengkeramatkan fiqih yang menjadi salahsatu sebab masyarakat Islam tertinggal. Bung Karno mengetuk pintu fiqih yang tengah ditutup rapat-rapat untuk serangkaian ijtihad yang diperlukan bagi kemajuan umat. Pendeknya, pengertian-pengertian keislaman yang kolot harus dimudakan dan diselaraskan dengan dinamika zaman.
Giat Wahyudi - Wartawan
|
Rp | |
Hemat Rp 12.000 | |
Rp 68.000 | |
i | |
Judul | Sukarno dan Modernisme Islam |
No. ISBN | 9789793731834 |
Penulis | Muhammad Ridwan Lubis |
Penerbit | Komunitas Bambu |
Tanggal terbit | 2011 |
Jumlah Halaman | - |
Berat Buku | 400 gr |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Sosial-Politik |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia ·· |
Lokasi Stok | gudang bukukita |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar