Minggu, 04 Desember 2011

Sukarno dan Modernisme Islam

Apakah Islam bagi Bung Karno? Pada awalnya Islam adalah sebuah energi politik pembebasan. Bung Karno memandang Islam lebih sebagai satu elemen dalam perjuangan antikolonial."Islam is progress. Islam itu kemajuan," tulis Bung Karno dalam salahsatu Surat-Surat Islam dari Endeh, hasil korespondensinya dengan T.A. Hasan, tokoh Persis (Persatuan Islam) di Bandung.
Pilihan yang dianjurkan Bung Karno adalah: "Rasionalisme diminta kembali duduk di atas singgasana Islam". Bung Karno lebih berbicara preskiptif, tentang Islam yang seharusnya. Dengan semangat yang bergelora, ia cenderung untuk mengemukakan bahwa Islam yang seharusnya itu adalah hakikat Islam itu sendiri.
***
"Baginya, Islam akan terus ada bukan karena ia ditakdirkan abadi, dengan ajaran yang kekal, melainkan karena ia terus-menerus bisa menjadi berharga. dalam masa perjuangan antikolonialisme, harga itu terletak dalam perannya untuk menggerakkan manusia, terutama orang banyak, untuk menumbangkan apa yang tidak adil. Dalam abad modern, harga itu terletak dalam kemampuannya jadi bagian zaman yang bergerak."
Goenawan Mohamad - Eseis
Kritik Sukarno tidak berhenti pada kurangnya scientific feeling, sayidisme, hadrolmautisme, semangat kurma dan sorban serta mengkeramatkan fiqih yang menjadi salahsatu sebab masyarakat Islam tertinggal. Bung Karno mengetuk pintu fiqih yang tengah ditutup rapat-rapat untuk serangkaian ijtihad yang diperlukan bagi kemajuan umat. Pendeknya, pengertian-pengertian keislaman yang kolot harus dimudakan dan diselaraskan dengan dinamika zaman.
Giat Wahyudi - Wartawan

Display Buku



Rp 80.000
Hemat Rp 12.000
Rp 68.000

i
 
Judul Sukarno dan Modernisme Islam  
No. ISBN 9789793731834 
Penulis Muhammad Ridwan Lubis 
Penerbit Komunitas Bambu 
Tanggal terbit 2011 
Jumlah Halaman
Berat Buku 400 gr
Jenis Cover Soft Cover 
Dimensi(L x P) -
Kategori Sosial-Politik 
Bonus
Text Bahasa Indonesia ··
Lokasi Stok gudang bukukita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar