Ini novel sejarah yang disajikan kata-kata serupa
lukisan. Pembaca akan merasakan aliran sungai di Tambaklorok dan nafas
tokoh yang setiap tarikannya berisi upaya untuk bertahan hidup. Jepang,
Nica dan setiap penjajah merampas hasil tani, tangkapan ikan dan tubuh
perempuan, membunuh banyak. Dan penyedot hidup berkepanjangan bahkan
setelah negeri ini merdeka adalah bangsa sendiri yang dilindungi penegak
hukum yang dihidupi rakyat. Novel ini juga mempertemukan pembaca dengan
tokoh-tokoh perempuan tangguh yang sering dianggap amoral. Perempuan
yang liat mengelola setiap penindasan, berdiri di atas kaki dan harga
dirinya bahkan ketika para lelaki melaut atau bersembunyi
- DEWI NOVA WAHYUNI, Pegiat HAM, aktivitas perempuan
Tragedi. Cerita tentang kerentanan dan daya tahan seorang perempuan kebanyakan di tengah perubahan-perubahan politik, yang mempengaruhi jagad kehidupan, pilihan dan integritas dirinya. Semakin membaca semakin tak bisa berhenti. Sangat personal, Putu Oka berhasil memasuki roh perempuan dan laki-laki sebagaimana adanya
- SINTA DEWI, Gender Adviser untuk berbagai misi PBB di beberapa negara
Dengan alur cerita yang tidak rumit, Putu Oka berhasil menghadirkan wajah masyarakat nelayan miskin, yang mencoba berdamai dengan laut, tetapi tidak berdamai dengan ketidakadilan. Konflik kehiruk-pikukan jual-beli ikan hasil melaut. Cerita ini sarat pesan dan keberpihakan Putu Oka terhadap orang-orang pinggiran, mereka yang sepanjang hidupnya bergantung kepada juragan, orang yang selalu menguasai ikan mereka, juga orang yang selalu mengincar tubuh istri mereka
- NURAINI, Srikandi Demokrasi Indonesia
Ada pesan moral yang dititipkan pada novel ini, persatuan nelayan (ABK) dalam melawan Juragan. Barangkali sekarang konteksnya adalah, selain melawan juragan yang semena-mena terhadap ABK juga melawan ketidakadilan sistem ekonomi, politik, sosial dan budaya yang memarginalkan para nelayan. Barangkali novel ini wajib dan patut dibaca oleh para akademisi, aktivis nelayan, mahasiswa, nelayan, dan masyarakat pada umumnya.
- BUDI LAKSANA, Presidium Nasional Serikat Nelayan Indonesia (SNI)
- DEWI NOVA WAHYUNI, Pegiat HAM, aktivitas perempuan
Tragedi. Cerita tentang kerentanan dan daya tahan seorang perempuan kebanyakan di tengah perubahan-perubahan politik, yang mempengaruhi jagad kehidupan, pilihan dan integritas dirinya. Semakin membaca semakin tak bisa berhenti. Sangat personal, Putu Oka berhasil memasuki roh perempuan dan laki-laki sebagaimana adanya
- SINTA DEWI, Gender Adviser untuk berbagai misi PBB di beberapa negara
Dengan alur cerita yang tidak rumit, Putu Oka berhasil menghadirkan wajah masyarakat nelayan miskin, yang mencoba berdamai dengan laut, tetapi tidak berdamai dengan ketidakadilan. Konflik kehiruk-pikukan jual-beli ikan hasil melaut. Cerita ini sarat pesan dan keberpihakan Putu Oka terhadap orang-orang pinggiran, mereka yang sepanjang hidupnya bergantung kepada juragan, orang yang selalu menguasai ikan mereka, juga orang yang selalu mengincar tubuh istri mereka
- NURAINI, Srikandi Demokrasi Indonesia
Ada pesan moral yang dititipkan pada novel ini, persatuan nelayan (ABK) dalam melawan Juragan. Barangkali sekarang konteksnya adalah, selain melawan juragan yang semena-mena terhadap ABK juga melawan ketidakadilan sistem ekonomi, politik, sosial dan budaya yang memarginalkan para nelayan. Barangkali novel ini wajib dan patut dibaca oleh para akademisi, aktivis nelayan, mahasiswa, nelayan, dan masyarakat pada umumnya.
- BUDI LAKSANA, Presidium Nasional Serikat Nelayan Indonesia (SNI)
|
Rp |
|
Hemat Rp 5.250 | |
Rp 29.750 | |
Judul | Buruan Sebuah Novel |
No. ISBN | 9789791895040 |
Penulis | Putu Oka Sukanta |
Penerbit | Jaker |
Tanggal terbit | 2009 |
Jumlah Halaman | - |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Fantasi |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia ·· |
Lokasi Stok | gudang bukukita |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar